Minggu, 06 Januari 2013

7 Golongan Yang Akan Mendapat Naungan Allah Di Hari Kiamat Kelak

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه berkata, “Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ يَمِينُهُ مَا تُنْفِقُ شِمَالُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ


Sabda Rasulullah SAW : “Tujuh Golongan yg dinaungi Allah dihari kiamat yg tiada tempat berteduh selain yg diizinkan Nya swt, Pemimpin yg Adil, dan pemuda yg tumbuh dengan beribadah pd Tuhannya, dan orang yg mencintai masjid masjid, dan dua orang yg saling menyayangi karena Allah, bersatu karena Allah dan berpisah karena Allah, dan orang yg diajak berbuat hina oleh wanita cantik dan kaya namun ia berkata : Aku Takut pd Allah, dan pria yg sedekah dg sembunyi2, dan orang yg ketika mengingat Allah dalam kesendirian berlinang airmatanya” (Shahih Bukhari)

Ada beberapa faidah yang bisa kita petik dari hadits di atas:

1.      Seorang pemimpin (Imam) yang adil.
Pemimpin adil bukan hanya dicintai rakyatnya, melainkan dicintai pula oleh Allah dan berhak mendapatkan naungan-Nya di hari kiamat nanti. Pemimpin di sini bisa saja presiden, gubernur, bupati, camat, lurah atau kepala rumah tangga (suami). Karena setiap kita adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai Allah SWT. Pertanggung jawabannya kelak. Untuk itu, seorang pemimpin harus bertindak adil sehingga semua orang yang dipimpinya bisa merasakan pelayanan yang maksimal dan penegakan ketentuan yang benar.

2.      Pemuda maupun pemudi yang tumbuh dalam keadaan selalu beribadah kepada Allah.
Jiwa seorang pemuda maupun pemudi cenderung suka ‘bersenang-senang’. Karena itu, jika ia ‘memaksa’ hati dan raganya untuk sibuk beribadah kepada-Nya, itu pertanda betapa kuat ketakwaan pada dirinya. Maka pantaslah baginya naungan Allah kelak. Masa muda adalah masa di mana syahwat sedang memuncak sehingga tidak jarang banyak pemuda terjerumus dalam kemaksiatan. Pemuda yang mampu mengisi hari-harinya dengan ibadah adalah yang terselamatkan di hari kiamat. Sebagaimana kisah Ashabul Kahfi (Para pemuda Kahfi) yang menghindari kezaliman penguasa untuk menyelamatkan aqidah mereka.

3.      Seseorang yang hatinya terikat dengan masjid.
Berkata Imam An-Nawawi:

وَمَعْنَاهُ : شَدِيد الْحُبّ لَهَا وَالْمُلَازَمَة لِلْجَمَاعَةِ فِيهَا ، وَلَيْسَ مَعْنَاهُ : دَوَام الْقُعُود فِي الْمَسْجِد
 .
“Maknanya adalah sangat mencintai masjid dan selalu menjaga shalat jamaah di dalamnya. Dan maknanya bukanlah selalu duduk di masjid. ” (Syarh Shahih Muslim juz 3hal. 481)
Karena itu, siapa yang menjaga shalat jamaah di masjid, selalu merasa rindu dengan masjid, senantiasa rindu beribadah di dalamnya, bergembiralah…Naungan Allah kan kau dapatkan di hari kiamat nanti. Orang yang tidak akan melewatkan setiap kesempatan untuk memakmurkan masjid dengan ibadah dan amal-amal sholeh, terutama sholat fardhu berjama’ah. Hatinya selalu ‘risau’ bila jauh dari masjid, dan merasa sedih bila tak bisa mendatanginya di waktu-waktu sholat berjama’ah dan ketika majelis ta’lim diadakan.

4.      Dua orang yang saling mencintai karena Allah dan berpisah karena Allah
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata:

وَالْمُرَاد أَنَّهُمَا دَامَا عَلَى الْمَحَبَّة الدِّينِيَّة وَلَمْ يَقْطَعَاهَا بِعَارِضٍ دُنْيَوِيٍّ سَوَاء اِجْتَمَعَا حَقِيقَةً أَمْ لَا حَتَّى فَرَّقَ بَيْنَهُمَا الْمَوْت

“Maksudnya yaitu mereka berdua senantiasa dalam kecintaan karena agama. Mereka tidak memutus kecintaan itu karena alasan duniawi, baik mereka berkumpul sebenarnya (secara fisik) atau tidak, sampai maut memisahkan mereka berdua. ” (Fathulbari juz 2 hal. 485 Maktabah Syamilah)
Ya, inilah cinta yang dimiliki para pecinta di jalan-Nya. Cinta yang dibangun di atas kecintaan karena-Nya. Bukan cinta yang tumbuh karena tujuan duniawi dan jauh dari tendensi pribadi. berkumpul dan berpisah karena Allah. Tingkatan hubungan keimanan tertinggi adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah. Bila dua orang saling mencintai karena masing-masing selalu menjaga kecintaannya pada Allah, bertemu dalam kerangka mengingat Allah dan berpisah dengan tetap dalam dzkir pada Allah maka keduanya akan selamat di hari kiamat.



5.      Seorang lelaki yang diajak wanita cantik untuk berzina dan menjawab “Sesungguhnya aku takut kepada Allah”.


Dan Nabi Yusuf ‘alaihissalam lah teladan terbaik dalam hal ini.
Coba kita bayangkan jika ada seorang pemuda, bukan tua renta, tinggal di tempat yang asing, jauh dari kampung halaman, dirayu seorang wanita cantik nan berkedudukan di suatu tempat sepi yang tak ada seorang pun kecuali mereka berdua, lantas apa yang akan terjadi? Bukankah Nabi Yusuf  bisa melewati ujian seperti ini?
Karena itu, siapa yang mengalami seperti yang beliau alami lalu ia berhasil melewatinya, berarti itu pertanda betapa kuat ketakwaan dan keimanan dirinya kepada Allah. Maka pantaslah baginya naungan Allah kelak.
Mungkin ada yang bertanya, “Keutamaan ini bagi pria yang dirayu seorang wanita, tapi kalau wanita yang dirayu seorang pria? Apakah ia mendapatkan pula keutamaan dalam hadits di atas? “
Al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan bahwa  keutamaan dalam hadits di atas mencakup pria dan wanita. Beliau berkata:
فَإِنَّهُ يُتَصَوَّر فِي اِمْرَأَة دَعَاهَا مَلِكٌ جَمِيل مَثَلًا فَامْتَنَعَتْ خَوْفًا مِنْ اللَّه تَعَالَى مَعَ حَاجَتهَا
“Karena sesungguhnya kejadian itu bisa saja terjadi pada perempuan yang diajak (berbuat zina) oleh seorang raja yang tampan, misalnya, lalu ia menolak ajakan tersebut karena takut kepada Allah walaupun ia memiliki hasrat untuk itu. ” (Fathulbari juz 2 hal. 485)
“Dan janganlah kalian mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al Isra’ : 32 )
Sebagaimana kisah nabi Yusuf A.S. yang digoda oleh Zulaikha, keduanya saling cenderung sehingga jika bukan karena tanda dari Allah maka keduanya akan bermaksiat sehingga Yusuf berkata: “Ya Allah, lebih baik hamba dipenjara daripada harus bermaksiat kepadamu”. Sesuatu yang saat ini mungkin sangat jarang ditemui.

6.      Sedekah secara sembunyi-sembunyi Sehingga Tangan Kiri tidak tau apa yang dilakukan Tangan Kanan
Berkata Imam Ash-Shan’ani:

وقوله “حتى لا تعلم شماله” مبالغة في الإخفاء وتبعيد الصدقة عن مظان الرياء

“Perkataan Nabi: ‘Hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dikeluarkan tangan kanannya..” maksudnya sangat merahasiakan sedekah dan menjauhkannya dari kemungkinan timbulnya riya’ (ingin dilihat dan dipuji). .”
Beliau juga berkata:

وفيه دليل على فضل إخفاء الصدقة على إبدائها إلا أن يعلم أن في إظهارها ترغيبا للناس في الاقتداء وأنه يحرس سره عن داعية الرياء وقد قال تعالى: {إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ الآية

“Di dalam hadits ini terdapat dalil yang menunjukkan keutamaan menyembunyikan sedekah dibandingkan menampakkannya, kecuali jika tahu dengan menampakkannya mendorong orang lain untuk menirunya sedangkan ia bisa menjaga batinnya dari dorongan berbuat riya..” (Subulussalam Syarh Bulughulmaram juz 2 hal.286)
Imam An-Nawawi berkata:

وَفِي هَذَا الْحَدِيث فَضْل صَدَقَة السِّرّ ، قَالَ الْعُلَمَاء : وَهَذَا فِي صَدَقَة التَّطَوُّع فَالسِّرّ فِيهَا أَفْضَل ؛ لِأَنَّهُ أَقْرَب إِلَى الْإِخْلَاص وَأَبْعَد مِنْ الرِّيَاء . وَأَمَّا الزَّكَاة الْوَاجِبَة فَإِعْلَانهَا أَفْضَل ، وَهَكَذَا حُكْم الصَّلَاة فَإِعْلَان فَرَائِضهَا أَفْضَل ، وَإِسْرَار نَوَافِلهَا أَفْضَل ؛ لِقَوْلِهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَفْضَل الصَّلَاة صَلَاة الْمَرْء فِي بَيْته إِلَّا الْمَكْتُوبَة

“Di dalam hadits ini terdapat keterangan tentang keutamaan sedekah secara sembunyi-sembunyi. Para ulama berkata, ‘Ini pada sedekah tathawu’ (bukan wajib). Sembunyi-sembunyi pada sedekah jenis ini lebih utama, sebab itu lebih dekat kepada keikhlasan dan lebih jauh dari riya’ . Adapun zakat yang wajib, menampakkannya justru lebih utama.
Dan begitu pula dalam shalat. Menampakkan shalat-shalat yang wajib lebih utama (daripada menyembunyikannya) dan menyembunyikan shalat-shalat nafilah (tidak wajib)  lebih utama (daripada menampakkannya), berdasarkan sabda Nabi: ‘Shalat yang paling utama adalah shalat seseorang di rumahnya, kecuali shalat yang wajib. ” (Syarh Shahih Muslim juz 3 hal. 481)
Amal yang disertai dengan keikhlasan adalah salah satu syarat diterimanya amal oleh Allah SWT. Keikhlasan adalah hal yang sulit dan karenanya hanya orang-orang yang ikhlas saja yang tidak akan disesatkan oleh syaitan.

7.      Seseorang yang menangis karena Mengingat Allah dan Rasa takut-Nya kepada Allah.
Inilah orang yang dalam hatinya terkumpul rasa takut dan cinta kepada-Nya. Inilah orang yang benar-benar mengikuti nabinya.
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap-harap cemas. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada kami. ” (QS. Al-Anbiya’ : 90)

عَيْنَانِ لَا تَمَسُّهُمَا النَّارُ عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

“Ada dua mata yang tidak akan dijilat api neraka; mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang terjaga di jalan Allah. ” (HR. Tirmidzi no. 1563 Maktabah Syamilah)
Dzikir bagi orang beriman ibarat nafas bagi makhluk hidup, ketika seseorang tidak lepas dari dzikir baik di siang maupun di malam hari maka seolah makhluk hidup yang selalu bisa bernafas bebas. Mengingat Allah hingga meneteskan air mata adalah sesuatu yang sulit, kecuali bagi orang yang hatinya telah lunak oleh hidayah Allah. Sebagaimana ciri orang beriman, ketika mendengar kalimat Allah maka bergetarlah hatinya dan ketika mendengar Al Qur-an maka bertambahlah iman mereka.( HR Bukhari & Muslim )

Jazakumullah Khairan Katsiran, Semoga menjadi ilmu yang Bermanfaat di Dunia maupun di Akherat